Adab-Adab Terhadap Al Qur’an

AMAJAA – Adab adab terhadap al quran membahaskan tentang; membaca al quran, memperlakukan al quran, mushaf mushaf alquran dll. Sebelumnya kita mesti harus tahu terlebih dahulu bahwa al quran itu berisikan firman firman Allah yang suci, firman firman Allah yang tinggi, firman firman Allah yang mulia dan agung. Maka kita selayaknya memuliakan Al-Qur’an, meninggikan al quran, mengagungkan al quran.

Kita juga harus tahu bahwa firman – firman Allah yang ada di dalam Al Qur’an adalah petunjuk bagi manusia. Selain petunjuk Al Quran adalah pedoman, kebenaran, keberkatan dan sumber ilmu ilmu untuk kehidupan dunia dan akhirat. Tidak ada keraguan sedikitpun di dalam Al Qur’an. Beral-Qur’an dapat mengeluarkan dari kegelapan menuju cahaya terang benderang yang dapat merubah kehidupan manusia dari kebiadaban menuju peradaban. Maka seharusnya kita beradab terhadap Al-Qur’an.


Berdasarkan surah yunus ayat 58 ke Al-Quran adalah karunia dan rahmat dari Allah SWT

قُلْ بِفَضْلِ ٱللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا۟ هُوَ خَيْرٌ مِّمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”.

Semua ulama tafsi sepakat bahwa yang di maksudkan “Karunia dan rahmat” Allah dalam ayat ini adalah Al Qur’an

Dengan al-Qur’an itu maka hendaklah mereka itu bergembira. Nah kepada kita harus bergembira??
Karena seperti yang telah di sebutkan di atas tadi bahwa Al-Qur’an di berkahi, al qur’an petunjuk, al qur’an mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju ke cahaya terang benderang, al qur’an merubah manusia dari kehinaan menuju ke kedudukan yang tinggi dan mulia. Maka..

“Kurnia Allah dan rahmat-Nya (Al-Quran) itu lebih baik dari apapun yang mereka kumpulkan”.

Andaikan manusia mampu mengumpulkan langit dan bumi sekalipun dan apa yang ada di antara keduanya, sesungguhnya Al-Qur’an jauh lebih baik dari itu semua.

Maka dari itu penghormatan kita terhadap al qur’an mesti lebih dari apapun. Mulai dari sikap kita, perlakuan kita, adab kita, etika kita, akhlak terhadap al qur’an harus lebih kita perhatikan. Jangan pelakukan al-Quran seperti kitab-kitab biasa.

Selanjutkan kita akan melihat satu persatu adab adab terhadap Al-Qur’an. Di bagi menjadi dua bagian. Pertama adalah adab secara umum dan yang kedua adalah adab ketika membacanya..

a)    Adab secara umum


1.    Bersuci

Jangan menyentuh Al-Qur’an kecuali dalam keadaan suci terlebih dahulu.

Dalil yang mendukung pernyataan di atas adalah firman Allah Ta’ala,

لَا يَمَسُّهُ إِلَّا الْمُطَهَّرُونَ

“Tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yang disucikan.” (QS. Al-Waqi’ah: 79)

Dalam keadaan berhadas, baik itu hadas besar maupun hadas kecil tidak boleh menyentuh Al-Quran. Dalam pendapat yang tegas, HARAM menyentuh al-Quran!

Meskipun ada yang membolehkannya namun dengan rasa yang sangat keberatan dalam hati. Berat hati menyentuh Al-Quran apabila tidak dalam keadaan suci

2.    Tangan kanan

Ambil al Qur’an dengan tangan kanan. Meskipun tangan kiri kita jauh lebih dekat dengan A-Quran yang ada di rak buku di rumah kita, maka tetap ambil dengan tangan kanan. Jika mengambil dengan tangan kiri maka itu berarti tidak menghormati Al-Quran.

Orang kita dahulu malah menambahkannya lagi yaitu dengan menjunjung di kepala, di cium, di letakkan di dada dan barulah di bukanya. Jika tidak bisa melakukan seperti itu maka setidaknya ambil Al-Qur’an dengan tangan kanan!

Kemudian ketika kita membukannya, maka bukalah dengan tangan kanan pula. Dan ketika kita memegangnya letakkan Al-Quran di atas kedua tangan sebagai tanda kita menghormatinya

Apa lagi apabila al-Quran itu besar, akan di khawatirkan al Qur'an itu jatuh ke lantai. Memegangnya dengan kedua tangan cara yang tepat agar tidak jatuh dan sebagai tanda kita menghormati al-Quran

3.    Membawa

Ketika kita membawa Al-Qur’an janganlah di samakan dengan membawa buku-buku biasa atau kita kitab biasa yang kita letakkan di tepi pinggang kita. Tetapi kita angkat sehingga sampai ke dada

4.    Meletakkan

 Jangan meletakkan kitab suci ini dalam tempat yang rendah ,misalnya di lantai. Tetapi letakkanlah di tempat yang tinggi. Apabila memiliki rak rak buku yang bertingkat maka Al-Quran di letakkan di tingkat paling tinggi. Jangan lagi ada kitab lain yang lebih tinggi dari Al-Quran.

Jika kita ingin berbaring dekat dengan al-Quran, jangan letakkan Al-Quran pada bagian arah ke kaki. Tetapi letakkanlah di bagian arah kekepala. Begitulah adab terhadap Al-Quran

5.    Rendah diri

Al-Quran berisikan firman firman Allah yang mulia, tinggi dan agung. Maka kita sebagai manusia seharusnya merendahkan diri terhadap Al-Quran. Cara merendahkan diri pada Al-Quran adalah melalui cara kita memperlakukan Al-Qur’an itu sendiri. Jika kita memperlakukan dengan baik dan beradab maka kita telah merendahkan diri terhadap Al-Qur’an.

Perlakuan kita terhadap Al-Qur’an termasuk ibadah yang bernilai pahala. Dan itulah nilai kita sebagai hamba di hadapan Allah SWT. Maka dari itu kita harus menjunjung tinggi Al-Quran, muliakan Al-Quran dan agungkan Al-Quran agar mensdapat pahala ibadah juga..

B)    Adab ketika membaca Al-Quran

1.    Menghadap kiblat

Menghadap ke kiblat berarti kita telah menjalankan perintah Allah dengan kerendahan hati yaitu “

و من حيث خرجت فول وجهك شطر المسجد الحرم و انه للحق من ربك

dan dari mana saja kamu keluar (datang), Maka Palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil haram, Sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu... (Al-Baqarah Ayat 149)

Di saat itu pula kita telah berinteraksi dengan Al-quran. Maksudnya adalah berhubungan secara kerohanian pada al Qur’an

2.    Mulai dengan Berta’awudz

Sebelum membaca Al-Qur’a mulai terlebih dahulu dengan ta’awuf yaitu mengucapkan

َعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ

“a’udzubillahiminasyaiton nirrojiimm”

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

 Apabila kamu (hendak) membaca Al Quran, maka mintalah perlindungan (berta’awudz) kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl: 98)

Ini mengartikan bahwa syaitan akan berusaha untuk memperdaya, menggoda dan menyesatkan kita ketika membaca Al-Qur’an. Yaitu misalnya akan merubah niat kita, memalingkan perhatian kita. Membaca al Qur’an tetapi fikiran tidak fokus pada bacaan atau fikiran memikirkan hal yang lain maka ini telah di palingkan oleh syaitan.

Oleh karena itu kita mohon perlindungan Allah SWT dari syaiton yang terkutuk yang akan memperdaya kita sepanjang kita bersama firman firman Allah SWT

3.    Mulai dengan membaca basmalah

Setelah membaca ta’awudz sekarang baca basmalah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ “Bismillahirrohmaanirrohiim..” Jangan membaca Al-qur’an tanpa membaca basmalah ini.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كل أمر ذي بال لا يبدأ فيه بـ ” بسم الله ” فهو أبتر ” ، أي: ناقص البركة.

“Setiap perkara (kehidupan)  yang tidak dimulai dengan BISMILLAAHIR-RAHMAANIR-RAHIIM, maka dia akan terputus. Artinya adalah kurang barakahnya”
Allah tidak menerimanya sebagai amal ibadah.

4.    Jangan tergesa gesa

Jika tidak terbiasa membacanya dengan cepat, maka bacalah lambat lambat saja dengan tartil. Tartil maknanya menyempurnakan hak huruf itu, makhrajnya, harakatnya, tadjiwnya dll. Maka pastikan membaca dengan tartil ini, karena ia akan memberikan sentuhan kedalam hati dan jiwa.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

…وَرَتِّلِ الْقُرْآَنَ تَرْتِيلا (4)

”…Dan bacalah al-Qur'an secara tartil……” (QS. Al-Muzzammil: 4)

Membaca dengan lambat dan tartil supaya kita mendapatkan kebaikan dari bacaan tersebut. Ada pula ancaman dari rasulullah.

Abdullah bin al-Mubarak berkata: “Berapa banyak pembaca Al-Qur’an yang dilaknat oleh Al-Qur’an. Jika pembaca Al-Qur’an melakukan maksiat kepada Tuhannya, Al-Qur’an berseru dari dalam jiwanya: “Demi Allah, untuk apa kau membaca aku, tidakkah engkau malu kepada Tuhanmu?”

Siapa mereka yang mendapatkan laknat dari al quran???

Yaitu adalah orang yang tidak benar di dalam membaca Al-Qur’an di sebabkan ia lalai. Bukan tidak tahu dan bukan tidak bisa, tetapi tidak bersungguh sungguh untuk membacanya dengan benar.

5.    Tadabbur

Jangan hanya membaca ayat ayat Al Qur’an saja, tetapi iringinlah dengan mentadabburinya. Tadabbur maknanya pemahaman yang mendalam sehingga kita tahu apa yang di inginkan ayat tersebut. Umpamanya ketika Allah berfirman pada ayat ini :

بسم الله الرحمن الرحيم

Surat Al-Muzzammil ayat 1

Hai orang yang berselimut (Muhammad),

Surat Al-Muzzammil ayat 2

Bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya),

Surat Al-Muzzammil ayat 3

(yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit.

Surat Al-Muzzammil ayat 4

atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu dengan perlahan-lahan (tartil).

Ayat ayat di atas yang menyuruh kita untuk bangun malam, artinya ini adalah perintah Allah langsung kepada kita. Maka kita hendaknya melakukannya sesuai ayat tersebut. Dari ayat di atas Allah memerintahkan kepada kita bangun di malam hari dan membaca Al Qur’an dengan tartil

Kita dapat mentadabburi bacaan di atas bahwasannya Allah menginginkan kita bersama Al-Qur’an di waktu malam hari. Karena malam hari itu adalah waktu yang paling terbaik untuk memberikan sentuhan kedalam hati dan jiwa.

"Sesungguhnya malam hari itu memberikan sentuhan yang hebat terhadap hati dan jiwa"

Dan setelah itu kita bersungguh sungguh mengamalkannya dalam kehidupan kita sehari hari. Maka kita pasti akan mendapatkan manfaatnya yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat

6.    Baca dengan suara yang baik

Apabila kita di berikan kelebihan yaitu suara yang bagus oleh Allah SWT, maka kita baguskan pula saat baca ayat ayat Al-Qur’an ini. Membaguskan bacaan Al-Qur’an bukan bermaksud mempermainkan dengan lagu lagu yang bisa melampaui batas dalam membacanya sehingga tidak tepat lagi makhraj dan tajwidnya. Maka yang seperti ini di larang, dan umumnya adalah haram!

Memperbagus suara dengan bacaannya, karena al-Qur’an adalah perhiasan bagi suara, dan suara yang bagus lebih berpengaruh dan meresap ke dalam hati. Di dalam hadits disebutkan:

زَيِّنُوا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ

”Perindahlah al-Qur’an dengan suaramu.” (HR. Ahmad, ad-Darimi, Ibnu Majah, dll dan dishahihkan oleh Syaikh al-Albani rahimahullah)

Silahkan membaca dengan suara suara yang baik dan bagus yang masih dalam batasan yang wajar.

7.    Jangan putuskan bacaan satu ayat al-Quran

 Jika ada orang yang menyela atau orang yang mengajak bicara pada kita yang sedang membaca ayat Al-Qur’an maka tidak boleh berhenti, tetapi teruskan saja bacaan sampai pada waqafnya atau sampai ujung ayat. Setelah waqaf atau selesai satu ayat barulah jawab pertanyaan dari teman yang bertanya tersebut.

Dari sini pulalah kita di larang menggunakan ayat Al-Qur’an sebagai ringtone handphone. Karena ketika itu ayat Al-Qur’an akan terputus sebelum sampai pada penghujungnya bacaannya atau pada waqafnya. Ini bisa merubah makna. Maka Ini termasuk tidak menghormati Al-Qur’an

8.    Rendahkan suara

Apabila kita membaca al-Qur’an di masjid atau di tampat lainnya dengan suara yang keras yang dapat di dengar orang di sekitar, lalu tiba tiba ada orang yang hendak sholat, maka kita harus merendahkan suara agar tidak mengganggu orang yang sholat tersebut.

9.    Mengulang-ulangnya

Apabila kita tersentuh dengan ayat yang kita baca tersebut, maka kita boleh mengulang-ulangnya. Misalnya mengulangnya 3 kali seperti yang biasa orang lakukan pada surah yasin “salamun qoulam mirrobirrohiimm” 3x. Kita tersentuh saat membaca ayat ini karena berisikan ucapan selamat dari Allah SWT kepada kita hamba hambanya khususnya untuk para penghuni syurga.

Kita tersentuh karena mendapatkan ucapan selamat dari Allah SWT yang maha agung dan maha mulia, maka tidak cukup kita membacanya hanya sekali saja, kita bacanya berulang kali. Begitu pula dengan ayat-ayat yang berkaitan kenikmatan syurga atau juga dengan kedahsyatan api neraka. Boleh jadi ketika kita membaca ayat-ayat kedahsyatan neraka membuat kita menjadi menangis.

Kalau bisa menanggis maka menagislah, kalau tidak bisa menanggis berusahalah untuk mengangis. Karena menangis juga termasuk adab dalam membaca Al-Qur’an

Kemudian ketika menjumpai ayat ayat sajadah, di sunahkan untuk bersujud maka hendaklah kita bersujud dan membaca do’a di ayat sajadah.

10.     Jangan katakan lupa

Apabila ada orang yang bertanya kepada tentang suatu ayat, namun ketika itu pula kita lupa. Maka jangan katakan “Saya lupa” yang benar adalah”Saya di lupakan oleh syaitan sehingga saya tidak bisa menyebutkan

Kenapa? karena kalau kita menjawabnya “lupa” berkesan seperti sengaja untuk melupakan ayat tersebut. Sementara kita tidak berkeinginan untuk melupakan ayat yang telah kita hafalkan itu.

11.     Jangan berselingan

Ketika membaca Al Qur’an jangan di selingi dengan pekerjaan yang lain. Misalnya seperti tertawa. Tertawa ketika mendengarkan bacaan yang tidak seharusnya, atau logatnya yang berbeda, dari suku jawa atau dari suku melayu, dari suku sunda dll berbeda beda. Sehingga orang melayu yang tidak biasa mendengarkan bacaan logat sunda menjadi tertawa. Maka ini tidak lah di bolehkan.

Adab sebagai orang yang mendengarkan juga sama seperti orang yang membaca Al-Qur’an, tidak boleh tertawa ketika mendengar bacaan al-Qur’an.

12.     Jangan membaca selain dari tulisan arab

Andaikan kita masih belum bisa membaca al Qur’an dengan huruf arab maka jangan sekali kali membaca dengan huruf latin. Karena ketika membaca al Qur’an dengan huruf latin tidak akan mungkin bisa membacanya dengan tepat. Huruf latin tidak mampu untuk membuat betul bacaan al Qur’an.

Kita akan menjadi tersalah makhraj dan tidak akan mungkin bisa membacanya dengan tajwid. Maka hukum membaca Al-Qur’an dengan huruf latin adalah haram. Kecuali keadaan darurat. Misalnya baru memeluk agama islam. Tetapi kalau sejak lahir sudah dalam keadaan beragama islam, tidak bisa membaca al Qur’an dengan bahasa arab, maka sungguh keterlaluan!

13.     Membaca bersama-sama (jamaah)

Kita boleh membaca bersama sama, apalagi membacanya dengan seorang guru. Ini biasa di sebut tahzim. Ada guru yang membaca, kemudian murid bersama sama mengulanginya. Ini salah satu adab dalam membaca Al-Qur’an agar tetap ada rasa semangat saat membacanya.

Nah itulah beberapa adab-adab terhadap Al-Qur'an baik dari sisi cara memperlakukan al Qur'an dan juga cara membaca nya. Setelah membaca tulisan ini alangkah baiknya kita menerapkannya dalam kehidupan. Jangan di baca seperti tulisan "koran-koran" yang tidak terlalu bermanfaat, tetapi baca dan terapkan karena ini untuk akhirat lebih baik! Allah pasti mencatat setiap apa yang kita lakukan... Semoga artikel ini dapat bermanfaat untuk para pembaca.. Syukron.. Jazakumullahu khoiron.. ^^

Jangan lewatkan informasi islami terbaru, kami dikirim via email anda

1 Response to "Adab-Adab Terhadap Al Qur’an"

admin mengatakan...

Adab-Adab Terhadap Al Qur’an

Terimakasih atas postingannya yg bermanfaat. quran madani